LTE, menjadikan kecepatan akes selular menjadi lebih nyata. Menampilkan aplikasi data yang super canggih ke dalam layar telepon seluler, LTE merupakan salah satu teknologi ponsel terpenting setelah 3G.
Setelah WCDMA atau HSPA berunjuk gigi, kini hadir LTE, mobile broadband yang tak bakal dilupakan konsumen setelah mencobanya. Beragam aplikasi data browsing, email, video, download musik, dan beragam aplikasi lainnya langsung meluncur saat tombol ponsel diklik.
Sebagai bentuk evolusi yang optimal dari teknologi 3GPP dan 3GPP2, LTE menawarkan kecepatan hingga 173 Mbps pada downlink, dan 58 Mbps pada uplink, lebih cepat 10 kali dari HSPA. Persoalan latency atau penundaan saat browsing dan main game tidak akan ditemui di LTE. Performa aplikasi real time sesungguhnya seperti VoIP.
LTE memberikan efesiensi spektral yang lebih tinggi dari HSPA, sehingga penyedia content bisa memadatkan data ke dalam spektrum yang sudah ada. Selain itu, LTE dapat menggunakan panjang spektrum yang dapat dipilih, mulai dari 1.4Mhz samapai 20 Mhz , sedangkan WCDMA menggunakan potongan 5 Mhz spektrum.
Dengan performa tinggi dan biaya lebih efesien ini juga dikarenakan dua node flat architecture yang sederhana di jaringan LTE, khususnya untuk pengguna data. Selain juga basis stasiun langsung dihubungkan ke elemen tunggal dalam core network tanpa melewati elemen panel kontrol. NSN memang selangkah ke depan dalam hal flat architecture melalui teknologi I-HSPA, dan ini juga yang digunakan LTE.
Di tahun 2008 ini, NSN telah meluncurkan sistem LTE yang lengkap, terdiri dari Stasiun Basin Multimode Flexi dengan software definable (BTS). Flexi Mobile Network Gateway dan MME. Dengan BTS canggih ini terjadi penghematan energi, dengan pengiriman biaya lebih murah dan manfaat jauh lebih besar, khususnya bagi BTS-BTS Flexi. “BTS Multimode Flexi software-definable adalah jalur upgrade ke LTE yang lebih sempurna,” kata Sahala yang pernah di temui penulis di Munich, Germany tahun 2004 lalu. Menurut Sahala, para penyedia layanan bisa mengkompres BTS dengan menggunakan perangkat lunak WCDMA/HSPA, hal ini untuk mendukung konsumen dengan kekuatan sinyal, juga untuk transfer data yang oke, karena BTS nya telah menjadi BTS super canggih. Setelah LTE hadir,maka kualitas kecepatan dan bandwith makin lebih oke dan cepat, pengaplikasian juga cukup mudah, hanya dengan meng- upgrade softwarenya saja.
Jelas, kehadiran LTE membuat mobile broadband menjadi lebih sempurna. Teknologi ini tentu saja mendapatkan dukungan industri yang lebih luas. Dan LTE mendapat pujian saat uji coba yang disaksikan vendor, produsen SIMcard dan operator kelas dunia. Nah, kapan LTE bisa diterapkan di Indonesia.
http://www.teknopreneur.com/content/internet-broadband-tanpa-kabel
Setelah WCDMA atau HSPA berunjuk gigi, kini hadir LTE, mobile broadband yang tak bakal dilupakan konsumen setelah mencobanya. Beragam aplikasi data browsing, email, video, download musik, dan beragam aplikasi lainnya langsung meluncur saat tombol ponsel diklik.
Sebagai bentuk evolusi yang optimal dari teknologi 3GPP dan 3GPP2, LTE menawarkan kecepatan hingga 173 Mbps pada downlink, dan 58 Mbps pada uplink, lebih cepat 10 kali dari HSPA. Persoalan latency atau penundaan saat browsing dan main game tidak akan ditemui di LTE. Performa aplikasi real time sesungguhnya seperti VoIP.
LTE memberikan efesiensi spektral yang lebih tinggi dari HSPA, sehingga penyedia content bisa memadatkan data ke dalam spektrum yang sudah ada. Selain itu, LTE dapat menggunakan panjang spektrum yang dapat dipilih, mulai dari 1.4Mhz samapai 20 Mhz , sedangkan WCDMA menggunakan potongan 5 Mhz spektrum.
Dengan performa tinggi dan biaya lebih efesien ini juga dikarenakan dua node flat architecture yang sederhana di jaringan LTE, khususnya untuk pengguna data. Selain juga basis stasiun langsung dihubungkan ke elemen tunggal dalam core network tanpa melewati elemen panel kontrol. NSN memang selangkah ke depan dalam hal flat architecture melalui teknologi I-HSPA, dan ini juga yang digunakan LTE.
Di tahun 2008 ini, NSN telah meluncurkan sistem LTE yang lengkap, terdiri dari Stasiun Basin Multimode Flexi dengan software definable (BTS). Flexi Mobile Network Gateway dan MME. Dengan BTS canggih ini terjadi penghematan energi, dengan pengiriman biaya lebih murah dan manfaat jauh lebih besar, khususnya bagi BTS-BTS Flexi. “BTS Multimode Flexi software-definable adalah jalur upgrade ke LTE yang lebih sempurna,” kata Sahala yang pernah di temui penulis di Munich, Germany tahun 2004 lalu. Menurut Sahala, para penyedia layanan bisa mengkompres BTS dengan menggunakan perangkat lunak WCDMA/HSPA, hal ini untuk mendukung konsumen dengan kekuatan sinyal, juga untuk transfer data yang oke, karena BTS nya telah menjadi BTS super canggih. Setelah LTE hadir,maka kualitas kecepatan dan bandwith makin lebih oke dan cepat, pengaplikasian juga cukup mudah, hanya dengan meng- upgrade softwarenya saja.
Jelas, kehadiran LTE membuat mobile broadband menjadi lebih sempurna. Teknologi ini tentu saja mendapatkan dukungan industri yang lebih luas. Dan LTE mendapat pujian saat uji coba yang disaksikan vendor, produsen SIMcard dan operator kelas dunia. Nah, kapan LTE bisa diterapkan di Indonesia.
http://www.teknopreneur.com/content/internet-broadband-tanpa-kabel
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar